Kumpulan Cerita Silat

17/06/2010

Imbauan Pendekar – 17 Epilog

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:36 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia dan Bpranoto)

Ketika Ji Pwe-giok berjalan dia melihat 2 orang lari ke arahnya. Mereka adalah dua orang wanita muda cantik yang menatap Ji Pwe-giok dengan kebahagiaan, kegembiraan tetapi juga kesedihan, mereka adalah: Lim Tay-ih dan Kim Yan-cu. Ji Pwe-giok terkejut, gembira dan juga sedih melihat keduanya terutama Lim Tay-ih, dia kelihatan pucat dan lebih lemah dibandingkan dengan saat terakhir dia melihatnya.

Ada air mata kebahagiaan dan kesedihan di matanya, Ji Pwe-giok tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap kedua gadis itu telah berdiri di hadapan Ji Pwe-giok.
(more…)

16/06/2010

Imbauan Pendekar – 16

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:36 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Kris_jusup, Bpranoto dan Axd002)

Sekilas melihat Lengkui, sukma Cu Lui-ji seakan-akan terbang meninggalkan raganya, ia menjerit ngeri dan takut, cepat ia memutar balik dan menjatuhkan diri di atas dipan batu.

Ia mendekap mukanya dan tidak berani memandang lagi, tapi suasana di dalam gua sunyi senyap, tiada suara apa pun.
(more…)

15/06/2010

Imbauan Pendekar – 15

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:36 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, M_haury, Sikasep, Bpranoto, Axd002, Budiwibowo, Yusuf_hari, Bsarwono, dan Sukantas009)

Di belakang air terjun yang airnya berhamburan dengan derasnya itu memang ada sebuah tebing miring, di situ mencuat sepotong batu karang yang rata sehingga mirip sebuah panggung alam terapung. Batu itu seluas meja, karena teraling-aling oleh air terjun, maka tidak kelihatan bila dipandang dari depan. Untuk bisa melihat dengan jelas orang harus mengitar dari sisi kanan atau kiri air terjun.

Hong Sam dan Tangkwik Ko ikut di belakang Tangkwik-siansing, di bawah hamburan air terjun, akhirnya mereka dapat menerobos ke sisi kiri dan menemukan panggung alam yang mencuat di dinding tebing secara aneh itu.
(more…)

14/06/2010

Imbauan Pendekar – 14

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:36 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, M_haury, Kunamisme, Bpranoto, Sukantas009, Bsarwono dan Axd002)

Thian-sip-sing berkedip-kedip, dia tidak berkata apa-apa melainkan cuma memberi isyarat dengan tangan.

Melihat isyarat tangan itu, seketika berubah air muka Pwe-giok, serunya, “He, apakah… apakah isyarat tangan yang diberikan kepada Cianpwe oleh Ji-bengcu tempo hari itu juga isyarat ini?”

“Hah, kaupun tahu kejadian itu?… Aneh, sungguh aneh?!” kata Thian-sip-sing dengan tercengang.
(more…)

13/06/2010

Imbauan Pendekar – 13

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:35 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Sdr. Bagusetia, Kunamisme, dan Velovia)

“Dia cukup sehat, sepanjang tahun tidak pernah sakit, masuk angin saja tidak pernah, mana bisa sakit?”

“Kalau bukan meninggal sakit, habis… apakah…apakah terbunuh orang?” tanya Auyang liong dengan ragu.
(more…)

12/06/2010

Imbauan Pendekar – 12

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:35 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Bpranoto, Budiwibowo, Bsarwono, Koedanil, M_haury dan Sukantas009)

“Dan ginkangnya juga tidak rendah, buktinya kita sama tidak tahu kapan dan kemanakah perginya?” sambung Pwe-giok.

“Masa…masa orang-orang ini seluruhnya patung lilin?” tanya Thi-hoa-nio.
(more…)

11/06/2010

Imbauan Pendekar – 11

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:34 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Budiwibowo, Bpranoto, Vampire2000, Bsarwono, Axd002, Koedanil dan Sikasep)

Tusukan ini langsung menuju ke dada dan tidak ada gerak perubahan lain, juga tiada gerak tersembunyi, tapi Lengkui justru terdesak oleh tusukan demikian dan tidak mampu balas menyerang.

Sinar pedang Yang Cu-kang terus memanjang, “sret-sret-sret”, berturut ia menusuk pula tiga kali, semuanya lurus ke depan tanpa gerak perubahan, tapi Lengkui lantas terdesak mundur satu langkah.
(more…)

10/06/2010

Imbauan Pendekar – 10

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:34 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia dan Budiwibowo)

Tapi sayang, segala macam senjata orang perempuan ternyata tidak mempan terhadap orang semacam Yang Cu-kang. Lui-ji juga tahu bicaranya sia-sia belaka, maka akhirnya dia cuma melotot doang dengan hati gemas.

“Baiklah, anggaplah aku tak dapat mengungguli pembicaraanmu,” kata Lui-ji akhirnya dengan tertawa, “Jika kau jadi perempuan, tentu kaupun seorang perempuan bawel dan barang siapa berhadapan dengan perempuan bawel, anggaplah dirinya sedang sial!”
(more…)

09/06/2010

Imbauan Pendekar – 09

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:31 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia dan Sukantas009)

Ucapan ini memang benar dan masuk akal sehingga sukar dibantah.

Tong Siu-jing menghela napas panjang, lalu berkata dengan muram, “Pandangan anda sangat tajam, kami tidak cuma berterima kasih, juga sangat kagum. Hanya saja anak murid keluarga Tong yang dewasa sedikitnya ada 500 orang lebih, yang mahir menggunakan Tok-cit-le ini juga ada ratusan orang. Dalam waktu singkat mungkin sangat sukar menemukan siapa pembunuhnya. Sebab itulah diharap anda suka menyerahkan persoalan ini kepada kami untuk membereskannya. Kelak kami pasti akan memberi pertanggung jawaban kepada anda.”
(more…)

08/06/2010

Imbauan Pendekar – 08

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:31 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, M_haury, dan Sukantas009)

Dengan lembut Lui-ji memandangnya, ucapnya dengan menghela napas pelahan, “Engkau memang harus tidur sebaik-baiknya, kalau tidak, mana ada semangat untuk bekerja lagi besok?”

Hotel di kota kecil itu tidak banyak tamunya, dengan sanjung puji jongos hotel menyediakan bagi mereka dua kamar besar. Tapi setelah memandang Lui-ji sekejap, Pwe-giok berkata, “Kami hanya perlu satu kamar saja.”
(more…)

07/06/2010

Imbauan Pendekar – 07

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:31 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, M_haury, Velovia, Yusuf_hari, Bsarwono, Axd002, Vampire2000, dan Bpranoto)

Meski kedua kakak beradik itu merasa gembira, tapi diam-diam juga merasa sayang, karena sebotol penuh bubuk racun yang sukar dibuat itu telah dihabiskan begitu saja oleh Lui-ji. Padahal bubuk racun itu lebih berharga daripada emas, sebotol kecil itu cukup untuk meracun mati berpuluh lelaki kekar, tapi sendirian budak cilik ini telah melalapnya sekaligus.

Seketika kedua kakak beradik itu melongo, ya gegetun ya menyesal, mereka merasa cara Lui-ji makan racun itu sebagai suatu pemborosan.
(more…)

06/06/2010

Imbauan Pendekar – 06

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:30 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Bpranoto, Kunamisme, Bsarwono, Catur, Robin dan Yusuf_hari)

Seketika Tong Bu-siang melenggong, mukanya sebentar pucat sebentar merah, mendadak ia menggebrak meja dan berteriak, “Ku tahu kalian memandang hina padaku, sebab dahulu aku cuma seorang perawat kuda saja. Tapi kau sendiri, kau ini kutu macam apa pula? Memangnya kau kira kau ini benar-benar Kanglam-tayhiap Ong Uh-lau segala?”

“Tutup bacotmu!” bentak Ong Uh-lau dengan gusar.
(more…)

05/06/2010

Imbauan Pendekar – 05

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:29 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Bpranoto, Nugi, Robin dan Kunamisme)

Hiang-hiang memijit pergelangan tangannya yang kesakitan sambil memandang Hay Tong-jing.

“Apa katamu?” tanya Hay Tong-jing.
(more…)

04/06/2010

Imbauan Pendekar – 04

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:29 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Bpranoto, Budiwibowo, Bsarwono, M_haury, Agusis, dan Kris_jusup)

Melihat tekad Ji Pwe-giok, pemuda baju hitam itupun menghela napas, ucapnya, “Sayang, sungguh sayang!”

Sejak tadi Pwe-giok juga memperhatikannya, dilihatnya usia orang ini masih muda, tapi berdirinya setegak gunung Thay yang kukuh, tampaknya bahkan lebih mantap daripada Lo cinjin.
(more…)

03/06/2010

Imbauan Pendekar – 03

Filed under: Imbauan Pendekar — Tags: — ceritasilat @ 1:26 am

Karya: Gu Long
Penerjemah: Gan KL

(Terima kasih kepada: Bagusetia, Kunamisme, Agusis, Bpranoto, Kris_jusup, Bsarwono, dan Budiwibowo)

“Setelah mendapat petuah Suhu tadi, Tecu merasa dosa sendiri sudah kelewat takaran dan malu untuk hidup di dunia ini, Tecu rela menerima hukuman badan disayat pisau perak untuk menebus dosa” demikian ratap Siang Ji-long sambil mendekam di tanah.

Ucapan ini membuat semua orang terkejut dan bertambah heran.
(more…)

Older Posts »

Blog at WordPress.com.