Penutup
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Li Xun Huan terdiam beberapa saat. Lalu ia mendesah dan berkata perlahan, “Ketika seseorang menang, ia selalu merasa sangat kelelahan dan kesepian.”
“Kenapa?” tanya Sun Xiao Hong.
(more…)
Penutup
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Li Xun Huan terdiam beberapa saat. Lalu ia mendesah dan berkata perlahan, “Ketika seseorang menang, ia selalu merasa sangat kelelahan dan kesepian.”
“Kenapa?” tanya Sun Xiao Hong.
(more…)
Kemenangan dan Kekalahan
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Kaki Ah Fei tertekuk saat ia tersungkur dan tubuhnya mulai mengejang. Baru ia sadar bahwa mereka tidak punya jalan keluar yang lain lagi. Perasaan itu membuatnya menjadi setengah linglung.
Namun sudah percuma untuk menangis menggerung-gerung sekalipun.
(more…)
Lahir Kembali
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Ah Fei terdiam sekejap, lalu menjawab, “Tidak ada pedang yang cukup baik untuk bisa menghadang ShangGuan JinHong.”
Sun Xiao Hong pun merenung sejenak dan menyahut, “Lalu….apa yang harus kita perbuat untuk mengalahkannya?”
(more…)
Membayar Dosa dengan Darah
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Halaman yang luas dan lega.
Halaman itu tidak jauh berbeda dari halaman rumah keluarga-keluarga kaya yang lain.
(more…)
Salah Siapa
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Hujan masih turun dengan lebat di luar, namun di dalam rumah begitu kering. Ada sebuah jendela kecil di ruangan itu yang letaknya jauh di atas.
Jendela itu selalu tertutup. Cahaya matahari jarang masuk melaluinya dan hujan tidak dapat menembusnya.
(more…)
Mata yang Terbuka
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Lin Shi Yin terpekur lama, lalu ia mengangkat wajahnya.
Kini wajahnya menjadi sangat tenang dan damai. Katanya, “Tidak akan ada lagi kesempatan bagi kami untuk bertemu di kemudian hari.”
(more…)
Cinta yang Dalam dan Luas
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Setelah beberapa saat terdiam, Lin Xian Er mencibir dan bertanya, “Apa sih yang begitu penting yang harus kau kerjakan hari ini?”
“Kalau seorang wanita ingin mendukung kekasihnya, itu bukan berarti bahwa ia harus ikut serta dalam kematiannya, atau bahwa ia harus mati demi kekasihnya. Tapi ia harus memberikan penghiburan dan kelegaan kepada kekasihnya, supaya ia bisa melakukan apa yang harus dilakukannya dengan tenang. Ia harus membuat kekasihnya merasa dirinyalah yang terpenting dalam hidupnya, dan ia tidak merasa diabaikan,” kata Sun Xiao Hong.
(more…)
Penghiburan dalam Keheningan
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Jika kau pernah memperhatikan dengan seksama seorang wanita yang hampir mati, maka kau pasti tahu bahwa bagian tubuhnya yang menjadi kaku paling terakhir adalah lidahnya. Ini karena bagian tubuh yang paling sensitif dalam tubuh wanita adalah lidahnya.
Kata Lin Xian Er, “Seharusnya aku tahu kaulah yang akan membunuhku. Seluruh alasan mengapa ia membawaku ke sini adalah untuk menyaksikan engkau membunuhku dengan kedua tanganmu. Pada saat itu, barulah ia merasa puas.”
(more…)
Tragedi yang Tidak Terduga
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Lalu dengan cepat Sun Xiao Hong menambahkan, “Tapi itu karena Kakek tidak punya kesempatan, tidak perlu bertempur.”
“Tidak pernah perlu?” tanya Li Xun Huan.
(more…)
Kesalahan Fatal
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
“Ternyata kau tidak begitu setia kawan seperti yang kusangka. Paling tidak, kau lebih setia kawan pada yang hidup daripada yang mati,” ejek Sun Xiao Hong nakal.
Tiba-tiba Li Xun Huan bertanya, “Kemarin, kapan kita berangkat?”
(more…)
Persahabatan yang Tulus dan Setia
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
GongSun Yu berteriak lagi saat ia berusaha merangkak mengangkat tubuhnya, “Kita pasti telah salah sangka. Ia pasti tidak….”
Suaranya putus.
(more…)
Pertempuran yang Mengerikan
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Li Xun Huan merasa heran mengapa Wang LianHua ingin memusnahkan kitab yang merupakan hasil karya, jerih payah seumur hidupnya.
Tuan Sun menjelaskan, “Kitab itu bukan hanya berisikan teori-teori ilmu silat. Kitab itu juga berisikan ilmu tentang racun, cara mengubah wajah, memanggil dan menjinakkan serangga dari suku Miao, teknik hipnotis dari Persia….”
(more…)
Rahasia Puri Awan Riang
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Lalu Li Xun Huan pun tersenyum dan berkata, “Yah, begitulah hidup. Kadang-kadang, walaupun tahu kau sedang berjalan menuju perangkap, kau harus terus berjalan maju.”
Kata Tuan Sun, “Benar. Jika itu adalah orang yang sangat kusayangi, aku pun akan masuk ke dalam perangkap itu.”
(more…)
Taktik yang Cemerlang
(Terima kasih kepada Saudara Dodokins)
Jawab Tuan Sun dengan suara rendah, “ShangGuan JinHong pasti datang awal esok hari.”
“Mengapa begitu?” tanya Sun Xiao Hong.
(more…)
Oleh Jin Yong
(Terima Kasih Kepada Tungning)
Dalam pada itu di tepi jalan sudah banyak berkerumun penonton, demi menyaksikan Siau Hong dapat menaklukkan orang gila itu, serentak mereka bersorak memuji.
Lalu sambil merangkul dan setengah menyeret, Siau Hong membawa laki-laki itu ke dalam kedai arak serta dipaksanya berduduk, katanya, “Silakan minum arak dulu, saudara!”
(more…)